Menggunakan metode seperti itu
Untuk menangani puncak jumlah pemudik yang menggunakan pesawat terbang tersebut, pengelola internasional tersebut masih menggunakan metode seperti saat menangani arus mudik sebelum Lebaran. Puncak arus balik di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng diperkirakan jatuh pada 16 September-17 September 2010, namun dengan jumlah penumpang yang tidak terlalu banyak. Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengatakan pemudik dengan pesawat dari bandara tersibuk di Indonesia itu pada angkutan Lebaran di tahun ini bepergian secara bergelombang dan tidak terkonsentrasi pada hari-hari tertentu saja. "Mulai hari ini sudah meningkat, besok juga meningkat. Terakhir, meningkatnya pada Kamis (16 September 2010) dan Jumat [17 September 2010]. Rata-rata, volume penumpang di Bandara Soekarno-Hatta meningkat 10% dibandingkan dengan periode yang sama 2009," katanya hari ini. Dia menuturkan pihaknya tidak memberi instruksi khusus pada Kantor Cabang PT AP II Bandara Soekarno-Hatta, karena diperkirakan kepadatan yang ada hingga H+7 masih bisa terkontrol melalui prosedur semula. "Tidak ada instruksi khusus. Semua petugas harus tetap siaga, baik di terminal maupun di sekitar bandara," jelasnya. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay mengatakan pemudik dengan pesawat memang terdistribusi setiap harinya. "Pada Lebaran kali ini tidak ada pemusatan pemudik di bandara. Ini cukup bagus, karena terdistribusi dengan baik," jelasnya. Airbus 330-200 Batavia Air angkut penumpang arus balik mudik Maskapai penerbangan Batavia Air telah mempersiapkan pesawat Airbus 330-200 untuk menangani lonjakan penumpang yang diperkirakan terjadi pada H+3 dan H+4. Lonjakan penumpang pesawat ini diperkirakan terjadi pada rute penerbangan Padang-Jakarta dan rute Medan-Jakarta. Pesawat Airbus 330-200 ini dioperasikan untuk menggantikan pesawat Boeing 737 dan Airbus 320.
7 tahun yang lalu